tomtop.com INT
15 Jan 2017 0 comments

Anyone who shares the goal of combating desertification, land degradation and drought (DLDD) will tell you that 20 September 2011 was a historic date. For the first time in two decades, more than 1...

Read More
15 Jan 2017 0 comments

Success or failure in preventing land degradation and restoring degraded land is not a question of a lack of knowledge. Information from global sources is out there, but a key challenge is ensurin...

Read More
05 Jan 2017 0 comments

Akhir akhir ini saya merasa asing di negeriku. Setelah memasuki tahun ke3 pensiun dari pengabdian di TNI , ada penistaan Alquran begitu sulit untuk ditersangkakan, bahkan karena sulitnya membua...

Read More
02 Jan 2017 0 comments

“Kemerdekaan indonesia memang tidak lepas dari para santri dan ulama, karena memang tak hanya tentara yang berperang melawan penjajah, tercatat banyak ulama dan santri yang ikut berperang untuk...

Read More
19 Dec 2016 0 comments

Over the past four months, American intelligence agencies and aides to President Obama assembled a menu of options to respond to Russia’s hacking during the election, rangi...

Read More
19 Dec 2016 0 comments

Rusia menyatakan pembunuhan Duta Besar, Andrey Karlov, di ibokota Ankara, Turki, sebagai sebagai tindak terorisme. Terlihat Karlov sedang memberikan pidato kemudian seorang pria yang...

Read More
06 Dec 2016 0 comments

  Korban gempa berkekuatan 6,4 skala richter terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sigli, Kabupaten Pidie, mengingat penanganan di RSUD Kabupaten Pidie Jaya lamban akibat ...

Read More
05 Dec 2016 0 comments

  Empat langkah rutin ini akan memandu Anda untuk mempraktekkan cara mudah merawat Kulit anda agar tampak cerah dan lebih segar bercahaya seperti yang selalu Anda impikan.... PEMBERSIH &nb...

Read More

Advertising

Qatar Airways INT

Latest Posts:

Forzieri INT

Peran Aceh Dalam Perang Kemerdekaan RI


Written By Martunis Nisam,

Perjuangan Rakyat Aceh di Medan Area. Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di Aceh pasukan angkatan perang Aceh tidak hanya berjuang di Aceh saja akan tetapi juga terus-menerus dikirim ke Medan atau pun ke tempat-tempat lain di Sumatera Timur (sekarang: Sumatera Utara). Di sana tim Aceh berjuang di Medan Area dan berbagai medan pertumpuran yang akan dicaplok musuh. Menghadapi tentara Belanda yang bersenjata mutakhir, panglima tentara RI Mayor Jenderal R. Suharjo Harjowardoyo menumpahkan harapan besar kepada tim Aceh.

Dalam sebuah telegramnya, panglima meminta kepada pemimpin rakyat Aceh supaya menyediakan terus kekuatan dari Aceh ke Medan. Pengembalian kota Medan terletak di tangan saudara-saudara segenap penduduk Aceh.
Akibat agresi pertama Belanda ini menyebabkan negara republik Indonesia dihadapkan kepada suatu tantangan besar. Dalam situasi yang krisis itu wakil Presiden Muhammad Hatta mengangkat Tgk. Muhammad Daud Breu-eh menjadi gubernur militer untuk daerah Aceh, Langkat dan Tanah Karo dengan pangkat Jenderal Mayor. Akibat agresi Belanda pertama banyak pasukan dan rakyat Sumatera Timur mengungsi ke Aceh yang masih aman dari tekanan pihak Belanda.

Saat Tgk. Muhammad Daud Beureu-eh menjadi Gubernur Militer Daerah Aceh, Langakat dan Tanah Karo; terjadilah agresi Belanda kedua. Pada hari pertama agresi tersebut tanggal 19 Desember 1948 Ibukota Republik Indonesia, Yogyakarta dapat di duduki oleh Belanda, Presiden Soekarno dan Wakil Prsiden Muhammad Hatta beserta beberapa menteri dan beberapa tokoh lainnya dapat ditawan oleh Belanda. Tanggal 19 Desember 1948 pemerintah memberikan kuasa kepada Mr. Syarifuddin Prawiranegara yang saat itu berada di Bukit Tinggi untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia yang lebih dikenal dengan PDRI, sedangkan di Jawa dibentuk Komisariat Pemerintahan yang terdiri dari Mr. Sukiman. Mr. Susanto Tirtiprodjo.


Dengan agresi Belanda yang kedua dapat dilakatakan, bahwa hampir seluruh wilayah di Sumatera telah berada di bawah kekuasaan Belanda. Satu-satunya daerah yang masih utuh belum dimasuki Belanda adalah Daerah Aceh.
Untuk mengahadapi kekuatan Belanda di Sumatera Timur (Sumatera Utara) dan didasarkan pada pertimbangan, bahwa lebih baik pasukan Aceh menyerang Belanda dari pada bertahan di Aceh, Laskar berjumlah 60 orang yang diperbantukan pada batalion TRI Devisi juga dikirimkan ke kesatuan laskar Aceh dari Devisi Tgk. Chik Di Tiro, Divisi Direncong, Devisi Tgk. Chik Paya Bakong dan Tentara Pelajar. Oleh karena semakin hari semakin banyak yang datang ke Medan Area, maka terpaksa dibentuk suatu badan koordinasi yang disebut dengan RIMA (Resimen Istimewa Medan Area) yang terdiri dari 4 batalyon yaitu batalyon Wiji Alfisah, batalyon Altileri Devisi Rencong, Devisi Tgk. Chik Di Tiro, dan Devisi Tgk. Chik Paya Bakong.

Tugas pertama dari tim tersebut adalah untuk merebut kembali daerah yang diduduki Belanda. Namun hal ini kurang berhasil karena kurang terkoordinirnya tim bersenjata Republik Indonesia, bahkan sering terjadi pasukan komando itu tidak dapat menjalin kerjasama, sehingga tidak dapat menggerakkan suatu serangan yang serentak terhadap Belanda.
Meskipun tugas utamanya tidak berhasil, namun untuk menghalau gerak maju pasukan Belanda ke Aceh cukup berhasil. Ini dapat dilihat karena tidak ada satu daerah pun di Aceh dapat di duduki kembali oleh Belanda.



  • Baca Juga :
    • Blogger Comment
      Facebook Comment

    2 komentar:

    Popular Posts

    City.Travel